Minggu, 09 November 2008

Hi Apa kabar? "BAIK"

Entah kenapa jawaban baik itu merupakan suatu kata wajib. Dulu waktu di sekolah dasar pelajaran bahasa Inggris saya selalu disertai contoh, kalau pertanyaannya “how are you?” jawabannya pasti akan berbunyi “I’m fine, thank you. And you?” Kenapa koq malu kalau kabar kita biasa – biasa saja alias terbiasa buruk seperti saya, misalnya. Seperti teman saya yang baru saja diselingkuhi selingkuhannya, ugh…panjang seperti iklan kartu kredit salah satu bank asing. Suatu malam dia menelpon saya dan menangis meraung – raung padahal waktu itu saya sedang melakukan ritual melemaskan otot – otot dan pikiran dari kepenatan hidup yang selama ini sudah penat.


Hidup saya jauh dari baik, sering saya dikutuk orang tua saya karena dianggap durhaka, dikutuk mantan teman karena egois dan suka menghasut, dikutuk mantan pacar karena posesif. Intinya tidak ada yang bahagia dekat dengan saya, mungkin saya kurang ramah lingkungan, sementara produsen detergent pencuci pakaian berlomba – lomba untuk menciptakan produk ramah lingkungan yang katanya dapat ‘menunda’ kepunahan bumi. Padahal, menurut saya orang – orang saja suka berlebihan menilai saya. Tetapi kita adalah apa yang dinilai orang lain, bukan apa yang kita pikirkan.


Hidup oh hidup….sering banget saya mengeluh tentang hidup saya yang deritanya tiada akhir, mulai dari masalah sekolah, cinta, pekerjaan, karir, etc..dsb…Jadi, maslah saya jauh lebih kompleks daripada Cu Pat Kay (ingat kan cerita Kera Sakti?). Sering kali saya mencari jawaban dan penghiburan dengan membaca buku psikologi yang termasuk dalam kategori pengembangan diri, malang tak berujung efek samping dari membaca bukannya psikis saya yang berkembang melainkan fisik saya ikut berkembang (berkembang ke samping karena membaca ditemani sekantong besar potato chips yang tak bosan dikunyah).
Dikala jenuh dengan hidup, saya selalu berdoa supaya hidup saya segera saja berakhir (berakhir di surga maksudnya), padahal kredit saya di dunia ini buruk. Mulai dari tagihan kartu kredit yang menunggak sampai kredit kepemilikan rumah yang jauh dari kata lunas. Ada yang bernasib sama dengan saya?


Ms.Lone Lonely